Kamis, 21 Maret 2019

PERTEMPURAN SERPONG 1945


Dalam blog pertama ini, saya akan menuliskan hasil penelitian perdana saya sebagai orang sejarah. Yaitu tepat di Tugu Petempuran Serpong 1945. Dimana tugu tersebut dibangun tanggal 27 Desember 1949 jam 6 petang, karena mengenang pertempuran rakyat Serpong. Letak tugu tersebut berada di Bundaran, jalan raya, Cilenggang, Cisauk, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310. Sebelum berwujud seperti sekarang tugu ini memiliki kondisi yang cukup miris, karena keadaannya yang tak terarawat dan kurang di perhatikan. Tapi beberapa tahun belakangan ini mulai mendapat perhatian pemerintah, sehingga kondisinya jauh lebih baik dan menarik untuk dikunjungi. Diawali penelitian saya untuk pergi ke lokasi kejadian lalu menentukan tempat yang akan saya kunjungi hingga saya mendapat banyak cerita sejarah secara beruntut dengan beberapa sumber primer dan  sekunder.



Menariknya dari peristiwa ini yaitu pasca kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Indonesia belumlah sepenuhnya merdeka. Masih banyak bangsa asing yang belum rela sepenuhnya melepaskan Indonesia seutuhnya untuk merdeka. Sehingga masih banyak terjadi pertempuran di beberapa daerah khususnya Tangerang Selatan yaitu Serpong. Uniknya pertempuran ini bukan dilakukan oleh warga sekitar, melainkan dari warga yang berada diluar daerah. Yaitu warga Banten, namun Banten disini bukanlah Banten yang sekarang namun masih termasuk provinsi Jawa Barat, yaitu meliputi Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak, Cilegon, Lebak, Tangerang Barat, Parung Panjang. Terjadinya pertempuran ini berada di dekat kebun karet yang dikuasai oleh NICA (
Nederlandsch IndiĆ« Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration) pada saat itu. Para masa kala itu menyerang markas NICA karena semata-mata emosi akan ulah NICA yang datang kembali ke Indonesia pasca Jepang meninggalkan Indonesia. Melalui pelabuhan Tanjung Priok NICA pergi ke Tangerang sebagai batu loncatan agar Belanda mampu menguasai Batavia kembali. Sontak hal itu membuat warga Banten kala itu marah dan geram, lalu melakukan penyerangan secara barbar namun tak mempersiapkan apapun, karena kebanyakan dari mereka bukanlah tentara perang melainkan warga biasa, yang berakhir pada kekalahan. Dan mayat – mayatnya pun berhamburan di jalanan utama Serpong kala itu.


Pada akhirnya para mayat yang berjatuhan di jalan raya serpong dibuang ke selokan dan beberapa di buang dan di dikuburkan di tempat pemakaman pahlawan dekat dengan Taman Tekno BSD.  Semua cerita yang saya dapatkan berdasarkan dari hasil wawancara (Bp. Suwanta selaku saksi mata kejadian tsb. Ia tak terlibat namun sekedar melihat terjadinya pertempuran itu karena kala itu ia yang masih 7/8 tahun takut akan hal yang dilihatnya sangat kejam. dan penelitian (Dr. Naijan Lengkong.; salah satu guru sejarah di SMAN 12 TangSel dan sekaligus cucu dari veteran yang ikut pada pertempuran tersebut). Beberapa arsip terkait peristiwa pertempuran tersebut disimpan rapih di LVRI (Legium Veteran Indonesia) Rangkas Bitung mulai dari sumber primer sampai sekunder.
Semoga dengan tulisan ini bisa menambah sedikit banyak wawasan masyarakat khususnya Tangerang untuk lebih mencintai kotanya berikut sejarah penting terkait kotanya. Minimnya penulisan sejarah lokal di Indonesia membuat saya ingin membangun sejarah lokal yang ada di sekitar tempat tinggal saya, guna menunjang kemajuan sadar sejarah di Indonesia khususnya sekitar daerah saya terlebih dahulu.

SUMBER: Hasil wawancara dengan bapak dr Naijan Lengkong, dan Bapak Suwanta. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APASIH FEODALISME ITU?

Dunia yang besar ini memiliki banyak sekali pemikiran, sehingga muncul banyak pembedaan di berbagai belahan dunia. Dalam banyakn...